TUBAN, NEWSANTARA24.COM – Pembangunan Jembatan glendeng yang menjadi penghubung antara kabupaten Bojonegoro dan kabupaten Tuban sampai saat ini belum ada realisasi.
Jembatan penghubung antar kabupaten Tuban dan Bojonegoro yang membelah sungai Bengawan solo, yang memiliki panjang sekitar 310 m yang di bangun pada tahun 1989 dan selesai pada tahun 1990, dan sudah mulai retak retak hingga rusaknya tiang penyangga jembatan pada sisi utara yang masuk wilayah kabupaten Tuban.
Jembatan yang ambles, yang di akibatkan tidak kuatnya tiang penyangga jembatan menahan derasnya terjangan arus air sungai Bengawan solo, sehingga pada tahun 2021 di lakukan perbaikan dengan menelan biaya hingga Rp 5 M, yang di kerjakan oleh CV. Dewi Ratih kontraktor asal jalan margomulyo, kabupaten Bojonegoro. Dan dikerjakan di dua tahap yakni tahap pertama Rp 3,8 M dan tahap kedua Rp 1,3 M.
Dan di duga akibat pembangunan jembatan glendeng yang tidak maksimal dan longgarnya pengawasan dari dinas terkait, sehingga pengerjaan proyek oleh PT kontraktor rekanan terkesan tidak maksimal sehingga pada Jumat, (04/02/2022) jembatan glendeng kembali di tutup dan arus lalulintas di alihkan memutar melawati ponco – parengan.
Jembatan Glendeng menjadi akses penting bagi Masyarakat tuban yang hendak ke Bojonegoro akan dimudahkan begitu juga sebaliknya, khususnya sebagian masyarakat warga desa simo kecamatan Soko kabupaten Tuban maupun warga kabupaten Bojonegoro, kemudian awak media mengkonfirmasi kepada warga setempat Jumat, (10/03/2023).
kepada awak media mengatakan, “Semenjak jembatan glendeng di tutup, dan tak kunjung di bangun kami sebagai rakyat kecil kesusahan mas untuk melakukan aktifitas, karena arus lalulintas di alihkan memutar melewati Ponco kecamatan Parengan, yang dimana sangat menyita waktu, tenaga dan menambah biaya.
Harapan kami sebagai rakyat kepada pemangku kebijakan, kami sebagai rakyat kecil jembatan glendeng adalah akses satu – satunya kami untuk melakukan aktifitas keseharian, mirisnya lagi sekarang kondisi jembatan glendeng sangat memperihatinkan dan semakin parah.
Di tempat terpisah kemudian awak media menghubungi agung selaku pejabat Dinas PUPR melalui pesan singkat via WhatsApp pukul 08.37 Wib. Namun tidak merespon meskipun kelihatan online, dan seakan – akan mengabaikan konfirmasi dari awak media ketika meminta klarifikasi.
Sampai berita ini terbit, belum ada pihak – pihak terkait yang bisa memberikan jawaban. (Red*)