Tuban, newsantara24.com – Bukan tanpa alasan Mapolres Tuban digeruduk puluhan mahasiswa buntut adanya kasus dugaan kekerasan dan pelecehan seksual oleh oknum kepolisian saat aksi unjuk rasa di Kantor DPRD setempat beberapa waktu lalu.
Sambil membentangkan sejumlah poster, mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban itu memblokade pintu masuk markas kops bhayangkara untuk menyuarakan tuntutan, Sabtu (19/8/2023).
Ketua PC PMII Tuban, Abid Arrohman mengemukakan, aksi unjuk rasa kali ini untuk meminta Kapolres Tuban supaya melakukan investigasi adanya dugaan kekerasan maupun pelecehan seksual yang menimpa rekan-rekannya.
“Kapolres harus menindaktegas apabila hasil investigasi terbukti adanya kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa aktivis PMII,” katanya.
Semisal, hingga 2 hari kedepan, tuntutannya tidak dipenuhi, tegas Abid, pihaknya bakal kembali turun jalan dengan kekuatan yang lebih besar yang melibatkan seluruh kader PMII se-Jawa Timur.
“Kami juga akan terus melakukan investigasi dengan tim pencari fakta untuk mengusut tuntas adanya dugaan pelecehan seksual. Jika ternyata terbukti maka akan kita bawa ke ranah hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Tuban, AKBP Suryono menyatakan, bahwa tuntutan yang sebelumnya telah disampaikan oleh para mahasiswa sudah ditindaklanjuti. Sejumlah oknum yang diduga arogan dalam pengamanan aksi unjuk rasa telah diambil tindakan tegas.
“Semua sudah kita tindak tegas sesuai dengan aturan hukum dan beberapa sudah kami mintai keterangan,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Suryono menyampaikan permohonan maaf atas adanya kesalahan prosedur oleh sejumlah oknum polisi dalam pengamanan aksi unjuk rasa. ia berharap semua pihak saling mengintropeksi diri.
“Kami dari pihak kepolisian juga selalu mengevaluasi kegiatan pengamanan agar berjalan lancar, aspirasi tercapai dan situasi tetap kondusif,” tandasnya. (Red*).